Islamabad - Seorang perempuan di Pakistan tewas secara mengenaskan setelah disiksa dan dibakar hidup-hidup. Ia dibakar setelah menolak lamaran pernikahan dari anak kepala sekolah tempat dia bekerja.
Menurut polisi dan keluarga korban, Maria Sadaqat, 19 tahun, diserang sekelompok orang pada Senin, 30 Mei 2016, di Desa Upper Dewal, dekat resor musim panas Murree, di luar Kota Islamabad.
Sadaqat bekerja sebagai guru di sekolah swasta di Dhok Kallar di Lower Dewal. Sekembali dari tempat kerjanya, lima orang datang menyerang dan menyiksanya di rumah korban. Satu dari lima penyerang bekerja di sekolah tempat korban bekerja.
Sadaqat sempat dilarikan ke rumah sakit Institut Ilmu Kedokteran Pakistan (PIMS) di Islamabad. Namun, sehari kemudian, gadis itu meninggal.
"Dia disiksa kemudian dibakar hidup-hidup. Kami membawanya ke rumah sakit di Islamabad, tapi dia meninggal dunia akibat cedera," kata paman Sadaqat, Abdul Basit, seperti dilansir Tribune Express Pakistan pada 1 Juni 2016.
Anggota keluarga meratapi kematian korban dan protes ketika polisi memindahkan mayatnya ke rumah sakit lain untuk diotopsi. Basit mengatakan keponakannya diserang oleh keluarga kepala sekolah, tempat gadis itu bekerja sebagai guru.
Polisi mengatakan Sadaqat memberikan pernyataan sebelum kematiannya dengan menuduh pelaku dan empat individu lain sebagai penyerang. "Kami sudah menahan tersangka dan upaya mendeteksi yang lain masih dilakukan," ujar pejabat yang bertanggung jawab menyelidiki kasus bunuh Sadaqat, Mazhar Iqbal.
Seorang dokter di rumah sakit PIMS mengatakan Sadaqat meninggal akibat cedera luka bakar yang parah.
Hampir 1.100 wanita tewas di Pakistan tahun lalu dalam apa yang disebut sebagai pembunuhan demi kehormatan. Sebagian besar dilakukan oleh kerabat, tapi sejumlah kecil dilakukan oleh orang-orang di luar keluarga yang merasa seakan tidak dihormati.
Di bawah hukum Islam yang diperkenalkan pada 1980-an, keluarga korban bisa memaafkan pelaku dengan imbalan uang atau pertimbangan lain. Lalu para pegiat hak asasi manusia berjuang hingga disahkannya undang-undang untuk mengkriminalisasi semua bentuk kekerasan terhadap perempuan. Namun, lebih dari 30 kelompok agama, termasuk semua partai politik Islam, mengancam akan melancarkan protes jika undang-undang itu tidak dicabut
0 Response to "SADIS : cinta ditolak, guru inipun dibakar hingga tewas"
Post a Comment